In Stockholm Sweden Travel

Hej Hej Stockholm!

This time self-hop-on weekend-getaway:
Sverige.

First thing to notice in here: people don't really care about you.
So please, be free to do anything!

Dilema datang di negara dengan 4 musim itu adalah selalu berfikir akan tampak seperti apa kota ini ketika summer, autumn, winter dan spring.
Kalau penasaran kan berarti harus mengunjungi suatu tempat di semua musim. Even though there's always suggestion about when is the best time to visit (masalah penting).

Well, I have a lot of to tell.

Landed almost midnite at Arlanda (maafkan mba Ai yang jadinya menjemput malam-malam), just need to find like a big information/reception desk, ask for PendeltĆ„g's ticket to town, it costed me about 105 SEK for one way ticket (because she was asked me whether I want a return ticket, so ask the price if you want to use it back to the airport).
There's not much to do in midnite when you just had a normal working day (read: drama) plus an almost-two-hrs-flight.

There are train from airport to town beside SL commuter trains, the Arlanda Express. I was intend to use this. Quite expensive but it's 20 minutes faster than the PendeltĆ„g. It's about 280 SEK one way and 540 SEK for return journey. But they give you 45% discount if you booked 3 months earlier, online.

Or by bus called Flygbussarna, I used this to the airport. The cheaper the fare the longer the journey it will, almost an hour, cost 99 SEK for one way, 198 SEK for return journey, and that is the online price. I saw one buy the ticket from the driver and it cost about 105 SEK.
So buy tickets in advance and online because most of them are valid for 3 months!

For daily use of transportation, the SL, buy travel card, I bought mine in PressbyrƄn cost 20 SEK, a Sweden-Sevel kinda thing. But it's easy to get it in every metro. Buy 115 SEK credit for one day use. But off course they also have a single 75 or 120 minutes ticket.

March in Stockholm, we still can see what we winter had done to this city.
The lake in the front of the Drotningholm Palace is half frozen but it's not safe to walk on it anymore.
The Drotningholm Palace


Getting in this Palace a little bit remain me of Versailles. Karena khawatir akan capek mengitari taman kerajaan yang tampaknya luas, kita kemudian memutuskan untuk jalan seadanya, toh pohon-pohonnya masih gersang dan karena masih pagi juga jadi memutuskan pula tidak masuk ke istana.

Kalau dari peta sudah kelihatan banget Stockholm itu tampaknya terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, so it must be a beautiful city, jadilah diajak ke daerah sekitaran LaduƄrdslandsviken. Dari sini sudah terlihat Kungliga Slottet (Royal Palace), Riksdag (Parliament House), Stadshuset (City Hall), dan semua-semua yang ada di sekitaran Gamla Stan XD.

Yang harus dikunjungi adalah Skeppsholmbron. I guess it would be wow... tapi ternyata, kita jalan menyeberangi jembatan and voila, there is the crowns. It isn't as shiny as I thought, tapi kalau di foto memang bagusan sih, jadi ini salah satu objek yang fotogenik, ehm both of the crowns are photogenic.
The Gold Crowns on Skeppsholmen Bridge


Then get ready for Gamla Stan, kota tua Stoki, yang setiap sudutnya adalah objek wisata, name it, Kungliga Slottet, Storkyrkan, The Nobel Museum, Riddarholmen, bahkan lorong jalanan seperti Slottsbacken pun masuk dalam daftar. Jalanan di Gamla kecil-kecil, bahkan ada lorong jalanan yang tersempit di Stoki, called MƄrten Trotzigs GrƤnd yang lebarnya cuma 90 cm (ya kalau selebar ini namanya lorong kan :D ). It's worth to strolling around in here, kalau capek tinggal cari tempat makan, kalau lewat jalan yang penuh dengan toko, siap-siaplah tergoda dengan barang-barangnya.

Di salah satu jalan di Gamla, VƤsterlƄnggatan, kiri kanannya penuh godaan, mulai dari coklat, barang-barang lucu nggak penting tapi lucu tapi mahal, kita bahkan sempat masuk ke Science Fiction Bokhandeln yang isinya juga nggak penting tapi pengen tapi lumayan harganya.
Menemukan toko di Eropa yang isinya penuh dengan manga plus action figure-nya, komik-komik dari negara lain, board games, video games, etc bisa membuat mata berbinar-binar (lalu mulai hiperbola). Lalu berasa kalau mau Totoro nggak perlu ke Jepang, sekarang juga bisa beli (hadeuh!). Untungnya Makkuro kurosuke tidak dijual disni dan saya keluar tanpa membawa kantong belanjaan XD.

Di Gamla yang sering jadi objek foto (malah jadi cover salah satu book guide) adalah bangunan ini:
Schantzska Huset in Stortorget

Terletak di Stortorget, tetanggan dengan Nobel Museum. Di lantai dasar kedua bangunan ini ada kafe, di bangunan berwarna coklat muda kuning ada Chokladkoppen, di bangunan berwarna coklat tua merah ada Kaffekoppen. Keduanya menyediakan menu hot chocolate, which are our favourites, jadi harus dicoba!


Kita memilih Kaffekoppen karena satu dan lain hal (tiba-tiba sok misterius) yang kalau googling kalah terkenal dengan tetangganya, but anyway, menurut mba ai hot choco Kaffekoppen lebih enak dan memang enaakkkkk... (jadi ingat hot chocolate di Bruges).

Jalan kaki dari Gamla Stan tiba-tiba kita sudah menyeberang pulau lagi, buat dikenalkan makan siang enak di daerah Hƶtorgshallen yang tempatnya, ramai!
Kajsas' Fisk soup (what I like from maritime countries is they are heaven for seafood).


Lalu berlakulah kalimat don't judge the book by it's cover karena penampakan makanannya memang butek tapi percayalah ini enak!
I don't really into mussels (I thought so, but then I ate them when I was in Brussel, so why not try it again in here) tapi akhirnya kita memesan sup edisi lengkap (roti dan salad termasuk), with additional spoonfuls of cooked shrimp, my favourites! Isi sup ini semua yang ada di laut ditambah harissa (semacam chili pasta, tapi buat lidah Asia tentu tidak pedas) dan aioli (semacam mayo). Mungkin karena aioli ini kesan butek itu muncul, so don't mind it, langsung diaduk saja langsung masukan ke mulut, dinyamin kenyang karena porsinya lumayan besar.

Hap hap!
Have you ever heard Stockholm Syndrome? No? Me neither, but apparently it's an interesting story and this building is the witness. Jan-Erik Olsson even wrote it as an autobiography titled that psychological phenomenon thingy.

As I know, and that's why I amazed by this country, Stoki adalah gudangnya barang-barang sederhana tapi tentu saja mahal untuk ukuran saya. IKEA di stoki sih hitungannya murah... tapi disini toko sejenis IKEA buanyak... peer banget... kan jadi lapar mata XD
Segala bantal, kursi, meja, home appliance, semua mau dibawa pulang....
Ke Stoki ini bukannya mengunjungi museum yang banyak banget malah ke mall ^_^!
(lalu salahkan tour guide-nya :p)

Oh ya, Stockholm also famous for its metro  or T-Bana.
Haven't saw all of them but if you have limited time, explore the blue line.

I also fall in love with Stoki's bibilioteket (well every place with a lots of books s interesting and this one with style).

Lalu teman kita mengajak ke Sigtuna, yang ternyata kota tuanya sepi... pada tutup tapi...
My first experience standing on a freezing lake (it's a lake, isn't it?!?!?), Garnsviken.
Yang awalnya takut mencoba, takut tiba es-nya retak, lalu melihat ada yang lagi main ski...
Lalu coba jalan agak jauhan ke tengah, lalu akhirnya berhasil foto-foto norak.

Ah panjang yah... padahal masih banyak yang belum dikunjungi.
Will I go back? Hope so... museums are still waiting and the others and the others...
*finger crossed

Related Articles

2 comments:

  1. Suka deh baca postingan ini hohoho.. Tapi lantas terhenti dengan gedung di Stortorget, selama ini ngeliatnya warna kuning dan merah bata, lalu disebut coklat tua dan coklat muda, lalu tiba2 saia merasa buta warna.. XD

    Stoki si negara kecil yang biasa aja ini bisa "beres" hanya dengan 2 hari, selebihnya mungkin akan diajak tracking di Tyresta National Park (http://www.tyresta.se/in-english/) #eh
    Sampai ketemu lagi dilain kesempatan yaa.. :D

    ReplyDelete
  2. hoo sdh dikomenin pdhal blm selesai nulisnya trus jd maluuuu... wkwkwk
    sdh diganti *mm seharusnya googling dl.
    #dgndemikiankesalahantelahdiperbaiki

    trus ituh... jd pengen kesana (((((lagi)))))

    ReplyDelete